TIMES PINRANG, PANGANDARAN – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa.
Seseorang bisa terjangkit demam berdarah jika digigit oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi virus Dengue.
Virus Dengue dapat mengakibatkan dua kondisi, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD).
Bedanya, demam berdarah dengue dapat menyebabkan gejala yang berat, sedangkan demam dengue biasanya hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, tahap awal kedua kondisi ini memiliki gejala yang mirip.
Dokter Umum RSUD Pandega Pangandaran dr. Rasyid Luhur Hutama menjelaskan, "Demam berdarah atau DBD dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa.
"Penyakit ini menular ketika nyamuk pembawa virus Dengue menggigit penderita demam berdarah, kemudian menggigit orang yang sehat" jelasnya.
Penyakit ini banyak ditemukan di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, dan angka kejadian penyakit ini biasanya meningkat ketika musim hujan.
"Virus Dengue dapat mengakibatkan dua kondisi, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD). Bedanya, demam berdarah dengue dapat menyebabkan gejala yang berat, sedangkan demam dengue biasanya hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, tahap awal kedua kondisi ini memiliki gejala yang mirip," terangnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien mengalami demam berdarah dengan gejala lebih berat, antara lain:
- Berusia anak-anak atau lansia
- Sedang hamil
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Pernah menderita demam berdarah sebelumnya
Gejala Demam Berdarah
Gejala utama demam berdarah adalah naiknya suhu tubuh secara mendadak. Pada anak-anak, fase demam pada DBD berbentuk seperti pelana kuda, yaitu turun selama beberapa hari, kemudian naik lagi.
Demam pada DBD umumnya berlangsung selama 3 hari. Demam bisa mencapai suhu 39−40°C dan sulit turun walaupun pasien telah mengkonsumsi obat penurun panas.
Selain demam, ada beberapa gejala lain yang dapat menyertainya, yaitu:
- Lemas
- Sakit kepala hebat
- Nyeri di bagian belakang mata
- Sakit otot dan sendi
- Hilang nafsu makan
- Mual dan muntah
- Ruam kemerahan yang timbul atau tidak timbul
Selanjutnya, demam akan turun dan pasien merasa lebih baik. Namun, pada fase ini, trombosit justru sedang turun drastis dan terjadi kebocoran pada pembuluh darah. Akibatnya, pasien berisiko mengalami perdarahan dan syok karena pembuluh darah kehilangan banyak cairan.
"Fase setelah demam turun merupakan fase kritis sehingga pasien harus diawasi secara ketat dan segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bisa Mengancam Nyawa, Waspadai DBD saat Musim Hujan
Pewarta | : Acep Rifki Padilah |
Editor | : Ronny Wicaksono |