https://pinrang.times.co.id/
Gaya Hidup

Warisan Tionghoa yang Terus Hidup, Pementasan Wayang Potehi Meriahkan Museum Nasional

Senin, 19 Mei 2025 - 10:30
Warisan Tionghoa yang Terus Hidup, Pementasan Wayang Potehi Meriahkan Museum Nasional Pementasan Wayang Potehi dengan tajuk 'Sie Djin Koei' (FOTO: Andhika for TIMES Indonesia)

TIMES PINRANG, JAKARTA – Warisan budaya Peranakan Tionghoa kembali hidup di tengah masyarakat melalui pementasan wayang potehi bertajuk 'Sie Djin Koei' yang digelar di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. 

Diketahui bahwa wayang potehi merupakan salah satu jenis kesenian wayang yang dimiliki masyarakat Tionghoa yang dibawa ke Indonesia dari Fujian, Tiongkok. 

Wayang yang dipentaskan kali ini merupakan wayang potehi Indonesia yang banyak dipentaskan dalam klenteng-klenteng di pulau Jawa khususnya Jawa Timur.

Tokoh utama dalam pementasan yang digelar Sanggar Wayang Potehi Siauw Pek San ini adalah Sie Djin Koei, salah satu karakter legendaris dalam kisah-kisah klasik Tionghoa. 

“Karena tokoh ini juga ditampilkan dalam pameran sebagai koleksi utama, maka kami mengangkatnya ke panggung sebagai bentuk apresiasi dan edukasi budaya,” ujar Andhika Pratama, salah satu penggerak Sanggar Wayang Potehi Siauw Pek San kepada TIMES Indonesia, Senin (19/5/2025).

Sanggar yang menginisiasi pementasan ini beralamat di Jalan Gunung Sahari 8 Dalam Nomor 26, RT 11 RW 4, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Pementasan yang digelar di ruang terbuka Museum Nasional tersebut mampu menarik perhatian banyak pengunjung.

Penonton Terlibat Aktif

Yang unik dari pementasan ini adalah tingginya animo masyarakat. Lebih dari 50 penonton memenuhi area pertunjukan dan sebagian besar menyaksikan pementasan dari awal hingga akhir. Tak hanya menonton, sebagian pengunjung juga diajak untuk lebih dekat dengan seni pertunjukan tersebut.

Dalam hal ini salah satu sorotan istimewa pada malam pementasan itu adalah kehadiran tokoh muda inspiratif yaitu peraih selempang Puteri Indonesia DKI Jakarta 4 2025, Joanne Amanda Irawan.

Meskipun hanya sempat belajar sebentar sebelumnya, Ci Jojo begitu ia akrab disapa diberikan kesempatan untuk langsung memainkan salah satu tokoh dalam pertunjukan tersebut. 

“Kami senang bisa memberikan pengalaman langsung kepada publik, termasuk tokoh muda seperti Jojo, untuk mengenal dan mencintai wayang potehi,” kata Andhika menuturkan.

Sayangnya, belum tampak kehadiran pejabat atau tokoh pemerintah dalam acara ini. Namun, hal itu tidak mengurangi semangat komunitas untuk terus melestarikan budaya ini.

Harapan Kolaborasi dan Dukungan Lebih Luas

Di akhir acara, Andhika menyampaikan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak terutama Museum Nasional Indonesia dan Kementerian Kebudayaan melalui Museum dan Cagar Budaya, atas kolaborasi yang telah terjalin.

“Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut dan berkembang lebih luas,” tuturnya.

Lebih jauh Andhika juga berharap pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, dapat memberikan perhatian dan dukungan lebih terhadap pelestarian wayang potehi. 

“Dengan dukungan semua pihak yang lebih memadai, tentunya seni ini akan tetap hidup dan dapat menjangkau generasi muda di berbagai penjuru negeri,” tambahnya menjelaskan.

Melalui kegiatan seperti ini, warisan budaya yang sempat terpinggirkan kini kembali hadir sebagai jembatan yang menghubungkan generasi lama dan baru dalam semangat kebudayaan yang inklusif. (*)

Pewarta : Wandi Ruswannur
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Pinrang just now

Welcome to TIMES Pinrang

TIMES Pinrang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.