TIMES PINRANG, BANJAR – Rahman (38), warga Dusun Randegan RT 01 RW 05 Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar harus menahan kesabaran untuk menafkahi keluarga.
Pasalnya, pria pekerja keras yang biasa menebang pohon dan bekerja serabutan ini kini hanya bisa duduk pasrah usai mengalami gangguan motorik pada kaki dan pita suaranya sehingga kesulitan berjalan dan bicara serta pandangan yang kabur.
Kondisi tersebut membuat Rahman tak dapat lagi menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga sejak bulan Ramadan lalu. Padahal, dia merupakan tulang punggung satu-satunya bagi keluarga yang selama ini menopangkan harapannya kepadanya.
Sang istri, Entin, menyebut Rahman menderita demam tinggi sebelum akhirnya alami gangguan motorik yang menyulitkannya beraktivitas.
"Untuk berjalan, suami harus dibantu dipapah, kami masih berupaya menempuh berbagai cara untuk penyembuhannya tapi sejauh ini belum berhasil," tutur Entin dengan suara yang bergetar, lirih dan menandai adanya kegetiran yang berusaha ditutupinya.
Sejak suaminya sakit, Entin berusaha mendulang rupiah dengan berjualan online demi menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia harus menggantikan suaminya mencari nafkah bagi suami dan kedua anaknya, yang pertama sudah duduk di bangku SMP dan yang terakhir masih berusia 5 tahun.
"Jauh dari mencukupi, walau untuk makan sehari-haripun kami kesulitan. Kami sudah meminjam uang kesana kemari untuk membawa suami berobat. Secara medis, suami saya baik-baik saja bahkan setelah di cek, bukan gejala stroke," ungkap Entin, Senin (3/6/2025).
Kisah Rahman kemudian mendapatkan perhatian dari Ginting dan Aris Ginanjar, pentolan Ormas Gabungan Inisiatif Barisan Anak Siliwangi (GIBAS) Kota Banjar.
Cerita pahit hidupnya kemudian viral usai kisahnya dibagikan Aris di medsos pribadinya. Bahkan, kedua pimpinan Gibas ini kemudian berupaya mencarikan Agniya yang berkenan membantu Rahman.
"Kami sudah bantu membuatkan BPJS Kesehatan agar dapat berobat dengan mudah," terang Ginting kepada Times Indonesia saat berkunjung ke kediaman Rahman.
Ginting berharap uluran tangan dari Pemerintah Kota Banjar agar dapat membantu pengobatan dan kebutuhan hidup keluarga Rahman yang saat ini terlantar tanpa pencari nafkah.
Pihaknya mengaku sudah mencoba berkoordinasi dengan pihak Desa dan Baznas merespon baik permohonan mereka agar dapat membantu Rahman walau mungkin masih proses belum ada realisasi.
"Semoga kesulitan Rahman mendapat perhatian serius dari Pemerintah atau Dinas Kesehatan Kota Banjar mengingat Rahman sendiri sebelumnya adalah seorang kepala keluarga yang penuh tanggungjawab dan pekerja keras," terang Ginting.
Kabag Kesra Setda Kota Banjar, Agus Mulyana, saat dihubungi mengatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepala Desa Mekarharja untuk kelengkapan berkas pengajuan ke Baznas.
"Nanti kita alokasikan jenia bantuannya seperti apa, apakah pemberian kursi roda atau bantuan sosial lainnya nanti kami kondisikan," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Pilu Pemuda Desa Mekarharja Kota Banjar, Derita Lumpuh dalam Kesulitan Ekonomi
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Ronny Wicaksono |